Prediksi Penguatan Dolar Australia: Dampak Kebijakan China, Bank Sentral Global, dan Valuasi Rendah

HSBC merekomendasikan untuk membeli dolar Australia (AUD) karena didukung oleh tiga faktor penting. Pertama, dukungan kebijakan dari China menjadi pendorong utama penguatan AUD. Meski pasar tampak meragukan apakah optimisme terkait kebijakan China akan membawa manfaat ekonomi nyata, terutama dalam permintaan baja, HSBC menilai bahwa yang paling penting adalah koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dari China. Dalam situasi di mana berita buruk bisa memicu dukungan kebijakan yang lebih kuat, HSBC memprediksi AUD akan mengalami pemulihan setiap kali ada aksi jual terkait China.

Kedua, ada kecenderungan pelonggaran kebijakan di kalangan bank sentral utama di dunia, yang membuat kondisi finansial global lebih mendukung aset berisiko. Ini kontras dengan sikap Bank Sentral Australia (RBA) yang cenderung tetap ketat dalam jangka panjang. HSBC percaya bahwa sentimen risiko global dan perbedaan suku bunga akan mendukung AUD seiring berjalannya waktu, dengan AUD diuntungkan baik dari saluran sentimen risiko maupun dari kebijakan suku bunga relatif.

Terakhir, dolar Australia dinilai undervalued (terlalu murah) berdasarkan berbagai model analisis. Meski demikian, HSBC memperingatkan bahwa AUD mungkin menghadapi tantangan jangka pendek, terutama dari potensi risiko geopolitik, penyesuaian kebijakan Federal Reserve AS, dan ketidakpastian terkait pemilu AS. Oleh karena itu, HSBC lebih memilih mengambil posisi netral dan merekomendasikan AUD untuk mengungguli mata uang siklikal lain, seperti euro (EUR), poundsterling (GBP), dan dolar Selandia Baru (NZD), yang memiliki eksposur lebih rendah terhadap pertumbuhan China.