Penurunan Dolar AS Berlanjut: Euro dan Pound Menguat di Tengah Pemotongan Suku Bunga Fed

Dolar AS melemah pada Rabu, melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya, sementara euro menguat meski ada tanda-tanda kelemahan ekonomi di zona euro. Pada pukul 04:00 ET, Dollar Index turun 0,1% menjadi 100.080, setelah mengalami penurunan lebih dari 0,5% sehari sebelumnya, penurunan terbesar dalam sebulan. Dolar mengalami tekanan setelah Federal Reserve memulai siklus penurunan suku bunga dengan pemotongan 50 basis poin. Data pada Selasa juga menunjukkan kepercayaan konsumen AS turun secara tak terduga, memperkuat kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi.

Pasar kini memprediksi peluang sebesar 59,5% untuk pemotongan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya, naik dari 37% seminggu yang lalu. Di sisi lain, euro tetap kuat meski data ekonomi zona euro menunjukkan pelemahan, dengan EUR/USD diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada 1.1188, mendekati level tertinggi 13 bulan. Pasar cenderung memperkirakan euro akan tetap berada di atas level 1.1100, memberikan sentimen positif bagi para pedagang euro yang optimis.

Pound sterling sedikit melemah terhadap dolar AS, diperdagangkan pada 1.3394, meskipun tetap di atas level yang tidak terlihat sejak Maret 2022. Bank of England diperkirakan tidak akan seagresif Federal Reserve dalam menurunkan suku bunga, sehingga memberikan dukungan terhadap sterling. Di Swedia, USD/SEK naik 0,1% menjadi 10.1041 menjelang pertemuan kebijakan Riksbank, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, meski ada kemungkinan pemotongan 50 basis poin.