Ketidakpastian Politik AS dan Timur Tengah Dorong Harga Minyak Naik di Tengah Penurunan Permintaan China

Harga minyak naik kembali pada hari Senin, didorong oleh ketidakpastian politik di AS dan Timur Tengah, yang mengimbangi tekanan turun dari dolar yang lebih kuat dan permintaan yang lemah dari Cina, importir terbesar. Brent crude naik 15 sen menjadi $85,18 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 20 sen menjadi $82,41 per barel. Kenaikan ini terjadi meskipun ada penguatan dolar setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap kandidat presiden AS, Donald Trump.

Di Timur Tengah, pembicaraan untuk mengakhiri konflik Gaza antara Israel dan Hamas dihentikan setelah tiga hari, meskipun seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa mereka tidak menarik diri dari diskusi. Serangan Israel yang menargetkan pemimpin militer Hamas menewaskan 90 orang, menambah ketidakpastian di kawasan tersebut. Ketidakpastian ini mempertahankan premi geopolitik dalam harga minyak. Pasar minyak juga didukung oleh pengurangan pasokan dari OPEC+, dengan Irak berjanji untuk mengompensasi produksi berlebih sejak awal 2024.

Harga minyak minggu lalu turun lebih dari 1,7% untuk Brent dan 1,1% untuk WTI, dipicu oleh penurunan impor minyak mentah China yang mengimbangi konsumsi musim panas yang kuat di AS. Impor minyak mentah China turun 2,3% pada paruh pertama tahun ini, dan throughput kilang turun 3,7% pada bulan Juni. Ekonomi China melambat pada kuartal kedua, yang meningkatkan ekspektasi bahwa Beijing akan perlu meluncurkan lebih banyak stimulus. Di AS, jumlah rig minyak aktif turun satu menjadi 478, terendah sejak Desember 2021.