Ketegangan Iran-Israel dan Data Inflasi AS Dorong Harga Minyak Stabil di Tengah Kekhawatiran Pasokan Global

Harga minyak stabil dalam perdagangan Asia pada Senin setelah rebound minggu lalu. Laporan media menunjukkan kemungkinan serangan Iran ke Israel dalam beberapa hari mendatang, yang meningkatkan kekhawatiran pasar. Data ekonomi yang positif juga memberikan dukungan, dengan pedagang mulai meremehkan ketakutan akan resesi di AS. Namun, volume perdagangan cenderung lebih rendah karena adanya hari libur pasar di Jepang.

Kontrak berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing turun 0,2% menjadi $79,50 dan $78,74 per barel. Laporan dari Axios menyebutkan bahwa intelijen Israel meyakini Iran akan menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, bulan lalu di Teheran. Ketegangan yang berkelanjutan ini meningkatkan premi risiko pada harga minyak, mengingat potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak.

Selain ketegangan geopolitik, perhatian pasar minggu ini juga tertuju pada data inflasi dari berbagai ekonomi besar, terutama AS. Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan rilis pada Rabu diharapkan menunjukkan penurunan inflasi pada bulan Juli, yang dapat mendukung ekspektasi pemotongan suku bunga pada bulan September. Sementara itu, data CPI dari India dan Inggris juga akan menjadi fokus utama pasar minyak, yang sebelumnya mengalami empat minggu penurunan berturut-turut sebelum rebound minggu lalu.