Dolar Melemah Terhadap Yen dan Euro di Tengah Prediksi Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Data Inflasi AS

Dolar melemah terhadap yen pada Kamis setelah Bank of Japan (BOJ) memberikan komentar yang lebih hawkish dari yang diperkirakan, sementara data AS menunjukkan tekanan harga mulai mereda, membuka jalan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan. Data menunjukkan pengeluaran konsumen AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan di bulan September, mendukung pertumbuhan ekonomi AS di kuartal akhir tahun. Tingkat inflasi berdasarkan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) turun menjadi 2,1% pada September dari 2,3% di Agustus, mendekati target Fed sebesar 2%.

Selain yen, dolar juga mengalami tekanan terhadap euro yang menguat setelah inflasi di zona euro untuk Oktober naik lebih dari ekspektasi, memperkecil kemungkinan pemotongan suku bunga agresif oleh Bank Sentral Eropa. Dolar melemah 0,8% terhadap yen menjadi 152,18 yen, sementara indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, meningkat 4,5% dari level terendah September. Analis menyebutkan bahwa pergerakan ini juga disebabkan oleh aksi ambil untung trader setelah penguatan dolar dalam beberapa pekan terakhir.

Fokus pasar kini tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS (nonfarm payrolls) yang akan dirilis Jumat, serta pemilihan presiden AS pada Selasa mendatang. Sebagian investor telah bertaruh pada kemenangan kandidat Republik Donald Trump, yang diharapkan bisa mendorong inflasi dengan janji kebijakan seperti pemotongan pajak dan kenaikan tarif. Hal ini dapat memperlambat langkah pelonggaran Fed. Sementara itu, di Inggris, pound sterling turun 0,8% setelah Menteri Keuangan meluncurkan kenaikan pajak terbesar sejak 1993. Di pasar kripto, Bitcoin turun 3,2% menjadi $70.458, mendekati rekor tertingginya dari Maret.