Dolar AS Naik Tajam: Apa yang Dikatakan BOJ dan Fed?

Dolar AS menguat terhadap yen pada hari Senin setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, mengisyaratkan kebijakan pengetatan moneter lebih lanjut, meskipun tidak memberi kepastian soal waktunya. Pasar memperkirakan peluang 54% kenaikan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan 19 Desember mendatang. Ketidakpastian ini membuat dolar naik 0,6% menjadi 155,09 yen, sementara yen sempat menguat pekan lalu akibat peringatan Menteri Keuangan Jepang soal intervensi pasar.

Indeks dolar AS tetap di level tinggi 106,660, melanjutkan kenaikan selama enam dari tujuh pekan terakhir, didukung oleh lonjakan imbal hasil Treasury 10 tahun. Para analis kini memperkirakan dolar bisa menguat hingga 5% lagi hingga akhir 2025, seiring prospek kebijakan ekonomi AS yang diperkirakan mendukung inflasi dan mendorong performa ekonomi lebih baik dibandingkan negara lain. Pasar juga menantikan siapa yang akan dipilih Donald Trump sebagai Menteri Keuangan AS.

Selain itu, pasar bersiap menghadapi pidato para pejabat Federal Reserve dan European Central Bank (ECB) pekan ini, yang dapat memberikan panduan terkait arah kebijakan moneter. Dengan data ekonomi yang lemah di Eropa dan risiko tarif perdagangan, ECB mungkin lebih dovish. Sementara itu, laporan inflasi dari Jepang, Inggris, dan Kanada, serta survei manufaktur global, akan menjadi indikator penting untuk sentimen pasar pasca pemilu AS.