Dolar AS Cetak Rekor Tertinggi 2 Tahun: Dampak Suku Bunga Fed dan Pelemahan Mata Uang Global

Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%-4,50% dan mengindikasikan akan memperlambat pelonggaran kebijakan di masa depan. Kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun ke 4,446% dan sikap Fed yang dianggap hawkish mendorong penguatan dolar. Ketua Fed, Jerome Powell, menyatakan pentingnya langkah hati-hati untuk memantau inflasi dan pelemahan pasar tenaga kerja.

Indeks dolar AS naik 1,08% ke 108,08, mencapai level tertinggi sejak November 2022. Penguatan signifikan juga terjadi terhadap mata uang utama lainnya, seperti franc Swiss (0,90020), euro ($1,03695), yen Jepang (154,63), dan won Korea Selatan (1.452,19). Bank sentral utama seperti Bank of Japan, Bank of England, dan Riksbank diperkirakan akan mempertahankan atau memotong suku bunga, memberikan ruang lebih bagi dolar untuk mendominasi.

Dampaknya, mata uang seperti pound Inggris, krone Norwegia, krona Swedia, dolar Australia, dan kiwi Selandia Baru melemah tajam terhadap dolar. Offshore yuan stabil mendekati level terendah 13 bulan di 7,321 per dolar. Keputusan Fed yang hawkish dan kondisi ekonomi global yang bervariasi terus memperkuat posisi dolar sebagai mata uang utama dunia.