Harga Minyak Mentah Masih Terus Melambung
ZFX Indonesia – Harga minyak terus meroket pada hari Kamis, memperpanjang kenaikan solid dari hari sebelumnya setelah terjadi penurunan stok minyak mentah yang melebihi ekspektasi di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.
Minyak mentah Brent naik 18 sen, atau 0,2%, menjadi $75,64 per barel pada 07.40 WIB, setelah naik 2,5% pada hari sebelumnya. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 18 sen, atau 0,3%, menjadi $72,79, setelah menetap 3,1% lebih tinggi pada hari Rabu.
Stok minyak mentah dan bahan bakar AS turun tajam pekan lalu akibat penyulingan di wilayah Teluk AS dan fasilitas minyak lepas pantai masih dalam pemulihan dari Badai Ida, kata Administrasi Informasi Energi (EIA).
Persediaan minyak mentah turun 6,4 juta barel dalam seminggu hingga pada 10 September menjadi 417,4 juta barel, kata EIA, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 3,5 juta barel.
“Data tersebut mengikuti peringatan dari Badan Energi Internasional bahwa pasokan yang hilang akibat badai di Teluk Meksiko akan mengimbangi keuntungan dari OPEC,” kata analis dari ANZ Research dalam sebuah catatan pada hari Kamis.
Badai tersebut menyebabkan penurunan pasokan global untuk pertama kalinya dalam lima bulan tetapi pasar akan mulai mendekati keseimbangan pada Oktober karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia, sebuah kelompok yang disebut OPEC+, melakukan perencanaan untuk menambah pasokan.
Perusahaan energi Teluk AS juga dengan cepat memulihkan layanan pipa dan listrik setelah Badai Nicholas menghantam Texas, sehingga memungkinkan mereka untuk menggandakan upaya untuk memperbaiki kerusakan yang lebih signifikan dari Badai Ida.
Badai Nicholas menyebabkan banjir kecil dan pemadaman listrik di Texas dan Louisiana, di mana beberapa kilang tetap tidak beroperasi setelah Badai Ida Kategori-4.
Badai Ida menutup sebagian besar produksi minyak dan gas lepas pantai Teluk AS. Sekitar 30% dari produksi Teluk AS tetap ditutup pada hari Rabu, menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan.
Baca juga: Gejolak Dolar Pasca Data Inflasi, Investor Menanti Kebijakan Fed