Gejolak Dolar Pasca Data Inflasi, Investor Menanti Kebijakan Fed
ZFX Indonesia – Dolar sempat naik pada Rabu pagi di sesi Asia setelah terhantam keras saat perilisan berita CPI kemarin malam. Mata uang negara adidaya ini masih tetap dalam kisarannya karena data inflasi AS terbaru menimbulkan keraguan tentang kebijakan Federal Reserve yang akan memulai pengurangan aset pada tahun 2021.
Indeks Dolar AS naik tipis 0,04% menjadi 92,648 pada 09:55 WIB.
USD/JPY turun tipis 0,03% menjadi 109,64. Sementara AUD/USD turun tipis 0,02% menjadi 0,7317 dan NZD/USD turun tipis 0,11% menjadi 0,7088. GBP/USD turun tipis 0,07% ke 1,3797.
USD/CNY pun naik tipis 0,08% menjadi 6,4433. Data ekonomi terbaru China pada hari sebelumnya menunjukkan produksi industri tumbuh lebih rendah dari perkiraan 5,3% dari tahun sebelumnya, sementara investasi aset tetap tumbuh sebesar 8,9% dari tahun sebelumnya, pada bulan Agustus. Penjualan ritel tumbuh 2,5% dari tahun sebelumnya.
Dolar telah terjebak dalam kisaran 92,3 hingga 92,9 selama seminggu karena beberapa pejabat Fed mendorong bank sentral untuk memulai pengurangan aset pada akhir tahun 2021. Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa indeks harga konsumen inti (CPI) tumbuh 4% dari tahun sebelumnya dan 0,1% dari bulan sebelumnya di Agustus.
Data juga menunjukkan bahwa CPI masing-masing tumbuh 5,3% dari tahun sebelumnya dan 0,3% dari bulan sebelumnya. Investor masih menantikan kebijakan terbaru The Fed yang akan diumumkan minggu depan.
Commonwealth Bank of Australia (CBA) memprediksi bahwa percepatan biaya tenaga kerja di AS akan membuat harga konsumen tetap tinggi.
“Inflasi di atas target akan terbukti lebih persisten daripada yang diharapkan Fed,” kata ahli strategi CBA Carol Kong dalam sebuah laporan. “Implikasinya adalah Fed kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang pasar harapkan saat ini. Hal ini dapat mendukung dolar ke jalurnya,” tambahnya.
Baca juga: Yield Dolar AS lebih tinggi, capai puncak jelang ECB