Berita Pasar
Emas Masih Loyo Imbas Menguatnya USD - ZFX

Emas Masih Loyo Imbas Menguatnya USD

13-09-2021 10:47

ZFX Indonesia – Harga emas masih loyo pada Senin pagi di sesi Asia karena dolar yang terus menguat. Investor masih menunggu data AS untuk mendapat petunjuk lebih lanjut tentang jadwal Federal Reserve AS yang akan memulai pengurangan aset.

Emas berjangka turun tipis 0,10% menjadi $1,790,35 pada 11.39 WIB, setelah mencatat penurunan mingguan sebesar 2,1%. Sementara dolar yang bergerak terbalik terhadap emas, naik tipis pada hari Senin.

Investor masih menunggu data indeks harga konsumen AS yang dirilis pada hari Selasa, setelah data Jumat menunjukkan bahwa indeks harga produsen (PPI) untuk Agustus tumbuh 0,7% bulan ke bulan dan 8,3% tahun ke tahun. PPI inti masing-masing tumbuh 0,6% dan 6,7% bulan ke bulan dan tahun ke tahun.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada hari Jumat bahwa dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset pada tahun 2021. Mester adalah salah satu dari sekian banyak pejabat Fed yang mendukung pengurangan aset awal lebih cepat daripada yang diharapkan.

Di Asia Pasifik, China akan merilis data produksi industri dan investasi aset tetap pada hari Rabu. Dari sisi permintaan, permintaan emas fisik di India pada minggu sebelumnya juga turut melemah meskipun harga emas batangan mengalami koreksi. Konsumen di sebagian besar hub Asia lainnya juga tetap wait and see untuk menentukan tren harga global yang lebih jelas.

Data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan investor memangkas posisi beli bersih mereka di emas COMEX sebesar 15.324 kontrak menjadi 83.540 dalam pekan yang berakhir 7 September. Di logam mulia lainnya, platinum turun 0,1% menjadi $955,01 per ons, level terendah sejak November 2020. Palladium mencapai level terendah sejak Agustus 2020, tetapi dapat memulihkan sebagian kerugiannya untuk diperdagangkan, naik 0,3%. Perak tetap stabil di $23,72.

Baca juga: Minggu Ini di Pasar Forex (13-17 September): Perhatikan Data Inflasi & PDB Q2 Selandia Baru