Kebanyakan trader meluangkan banyak waktu untuk mempelajari strategi dan cara analisis, tetapi hanya sedikit yang mempelajari aspek emosional dari trading. Analisis teknikal dan fundamental begitu sering mendapat panggung dalam pembahasan seputar trading, baik di channel berita, blog trading maupun seminar trading pada umumnya. Analisis tersebut cenderung lebih mudah dipelajari karena seperti belajar di sekolah.

Namun, keterampilan emosional yang akhirnya akan menentukan apakah seorang trader bisa sukses atau tidak. Kebanyakan trader yang gagal dalam trading mengalami masalah yang sama, yakni masalah disiplin mental dan mengontrol emosi.

Emosi merupakan perasaan kuat sebagai suatu reaksi yang pasti dimiliki setiap manusia. Dalam keadaan normal, emosi kita adalah cara alamiah manusia untuk mengungkapkan perasaan. Tetapi dalam dunia trading forex, emosi lebih berdampak negatif dibandingkan positifnya.

Dalam artikel ini, kita akan mengetahui alasan mengapa kita harus mengontrol emosi ketika trading dan emosi yang dapat menghalangi kesuksesan sebagai seorang trader.

Pentingnya Menguasai Emosi Sebagai Seorang Trader

Trader profesional dan berpengalaman mengetahui emosi tidak berkontribusi dalam kesuksesan karirnya. Malahan, emosi dapat menyebabkan trader mengalami kerugian materiil. Maka, mereka tidak menggunakan emosi dalam menganalisis. Mereka akan mengeksekusi trade sesuai dengan rencana, bagai robot tanpa emosi takut dan serakah.

Trading adalah sebuah probabilita dan bagaimana perasaan kita tidak akan berpengaruh pada hasil dari trade. Hal paling utama dan terpenting ialah untuk memiliki strategi yang mutakhir di pasar, baik dengan win rate yang baik dan teruji serta risk to reward yang masuk akal.

Kita harus memiliki strategi yang jelas dengan kriteria terukur sebelum membuka atau menutup suatu trade. Dengan demikian, kita tidak khawatir tentang hasil akhir ketika akan membuka suatu trade, dan ketika menutup suatu trade, hasil akhirnya juga tidak boleh mempengaruhi kita. Sebagaimana kita tahu, hasil trade yang sekarang, baik menang atau kalah, tidak akan memengaruhi trade selanjutnya.

Profit tidak seharusnya membawa euforia, begitu pula loss tidak boleh membuat kita sedih. Kita memang dapat menikmati hasil profit dengan keluarga dan teman-teman, tapi tidak ada untungnya untuk merayakan hasil profit ketika kita masih berada di depan layar untuk trading. Sebab apabila kita terlalu gembira atas hasil profit dari trade sebelumnya, akan memberikan kita bias yang keliru untuk trade selanjutnya dan hal ini akan mengganggu probabilita kita yang cenderung akan sombong, serakah, dan terlalu percaya diri.

Misalnya ketika kita terlalu bersemangat atas kemenangan dari trade sebelumnya, kita akan kehilangan kendali dan menambah risiko untuk trade selanjutnya, atau mengeksekusi trade yang seharusnya tidak diambil karena tidak memenuhi kriteria trading plan. Sama halnya ketika kalah, bila melibatkan emosi, kita akan menjadi takut dan khawatir untuk mengeksekusi trade selanjutnya. Padahal, apabila dieksekusi hasilnya akan baik dan akhirnya kita menyesal tidak mengambil trade tersebut.

Profitabilitas dari tiap strategi tergantung dari bagaimana trader mengeksekusi trade set up dengan baik, memaksakan trade dan takut untuk mengambil trade akan menghalangi kesempatan untuk sukses. Lebih buruk lagi, emosi yang tak terkontrol akan membuat kita mengkhianati manajemen risiko kita, yakni trading tanpa Stop Loss. Rasa egois dan keras kepala pastinya akan membuat akun trading hancur sia-sia. Sehingga, kemampuan untuk mengontrol emosi merupakan hal fundamental dan utama yang harus kita miliki sebagai seorang trader forex yang sukses. Tanpa skill tersebut, emosi akan menyabotase seluruh usaha kita.